Friday, December 2, 2016

HAKIKAT SEBUAH KEBAIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Dalam kehidupan sehari hari sering kita mendengarkan kata kata kebaikan terkait dengan suatu perbuatan bertujuan membantu meringankan beban yang dihadapi orang lain, Kebaikan dalam arti kata luas merupakan bentuk perbuatan atau niat secara sengaja dilakukan oleh seseorang sebagai rasa solidaritas kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk sentiasa berbuat kebaikan walau sebesar zahrah, suatu kebaikan yang kita lakukan akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT di hari Kiamat nanti, Kebaikan yang dimaksud bukanlah semata mata kebaikan berorientasikan suatu keinginan yang ingin dicapai, namun hakikat sebuah kebaikan dalam Islam merupakan gerak hati yang tulus ikhlas dengan tanpa mengharapkan imbalan apapun atas kebaikan yang dilakukan.
 Dari An-Nu’man Ibn Basyir ra, dari nabi saw beliau bersabda perumpamaan orang yang teguh menjalanankan hukum Allah dan orang-orang yang terjerumus di dalam adalah bagaikan satu kaum yang terbagi tempat dalam satu kapal sebagian mereka ada di bagian atas kapal dan sebagian lagi ada di bagian bawah. Sedang orang di bagian bawah jika memerlukan air mereka harus naik ke atas melewati orang-orang yang di atas. Maka mereka berkata “seandainya jika kita melobangi di bagian bawah, kita tidak lagi menunggu orang-orang yang di atas kita”. Maka jika mereka yang di atas membiarkan maksud mereka (yang dibawah) pasti mereka semua binasa. Tetapi jika mereka mencegah tangan mereka, tentu mereka selamat dan semuanya selamat. (HR.Bukhari).

Suatu perbuatan yang baik tidaklah dilakukan hanya pada satu tempat saja serta waktu tertentu saja, namun kebaikan sememangnya tidak bertempat, bisa dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun bentuknya, baik itu dari segi perbuatan, kelakuan serta niat yang diqasad dalam hati. Di era moderen hari ini sifat baik masyarakat memang hampir terkikis oleh hilangnya rasa kebersamaan serta persaudaraan sesama umat, itu semua terjadi karena kita terlalu lazat pada keindahan dunia, sehingga kita dibuat lalai dengan urusan urusan duniawi, hati dan watak manusia sekarang cenderung keras terhadap lingkungannya sendiri, termasuk ketika saudara seiman ditimpa suatu musibah, baik berupa musibah kecelakaan, tetangga yang terbaring sakit dan berbagai macam musibah lainnya, rasa toleransi semakin berkurang akibat terlalu cinta dunia, takut berkurangnya harta kekayaan membuat umat islam hari ini hilang rasa kepedulian terhadap saudaranya sendiri. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan kisah wanita pelacur yang memberi minum anjing yang sangat kehausan dengan mengambil air sumur lewat dua sepatunya, dan Allah mensyukuri perbuatannya dan mengampuninya, maka bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam,”Apakah orang mendapatkan pahala karena (memberi makan dan minum) binatang ternak?”Beliau bersabda, (memberi minum) setiap binatang yang kehausan ada pahalanya.”

Akhir kata penulis hanya ingin memberi suatu gambaran pada hakikat kebaikan, hanya karena kebaikan Allah lah kita bisa hidup di dunia ini, dan karena kebaikan  Nabi Muhammad lah umat Islam diringankan di Yaumil Masyar nanti, hiduplah sentiasa dengan kebaikan hingga Kiamat datang.(cas)

0 comments:

Post a Comment