Wednesday, October 19, 2016

WOE..WOE..WOE...HAN GEU TUNG LE AYAH, JAK BAK ABANG..!

"Woe..woe..woe..Han Geu Tung Le Ayah, Jak Bak Abang" begitulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan nasib para Eks kombatan GAM Batee Iliek hari ini, betapa tidak mereka yang telah banyak berjasa dan membesarkan Partai Aceh di masa masa sulit sebelumnya sehingga Partai hasil perjuangan tersebut menang dalam beberapa pilkada yang lalu dan membesarkan orang orang yang berada didalam struktur kepengurusannya bahkan hari ini seperti sudah tidak dianggap lagi, kemelut internal menyebabkan beberapa tokoh KPA harus tersingkir atau disingkirkan dari rumah mereka sendiri.

Siapa yang harus disalahkan atas kekacauan yang terjadi, apa mungkin hanya karena sistem politik ataupun kesalahan Komando yang tidak seperti dulu lagi sehingga menyebabkan KPA di beberapa wilayah khususnya di Wilayah Batee Iliek kocar kacir karena perintah Komando yang tidak konsisten ataupun memang benar seperti kata sebahagian orang "Perjuangan Sudah Sampai Di Penghujungnya", seharusnya para petinggi petinggi KPA dapat kembali ke masa lalu, saat bersama merasa lapar dan haus dalam pelarian.

Salah satu contoh retaknya internal KPA yang sangat mencuat adalah di Kabupaten Bireuen, Bireuen merupakan salah satu lumbung suara bagi Partai Aceh dalam beberapa periode yang lalu, bahkan Kabupaten Bireuen menjadi basis terkuat Partai Aceh diantara Kabupaten lainnya di Aceh, namun sayang menjelang penjaringan Balon Bupati Bireuen yang diusung oleh partai perjuangan ini mengalami  kesalahfahaman dalam penetapan Balon yang diusung sehingga menyebabkan terjadinya beda pendapat diantara tokoh tokoh KPA dalam struktur kepengurusan partai aceh, akibat dari keputusan itulah mulai terjadinya kubu kubu yang mendukung dan didukung untuk memilih kandidat mereka masing masing.

Salah satu Kubu mendukung Haji Ruslan M Daud sebagai Balon Bupati Bireuen diusung dari partai Aceh dan hal tersebut sudah dinyatakan dalam musyawarah partai aceh sebelumnya, namun kubu kedua menjagokan Haji Khalili untuk ditetapkan sebagai Balon Bupati Bireuen yang diusung partai sehingga hingga hari ini Haji Khalili sudah sah menjadi Balon Bupati yang diusung partai aceh berpasangan dengan Haji Yusri mantan Kadis P/K Kabupaten Bireuen. Namun keputusan ini harus dibayar mahal apabila banyak diantara tokoh PA/KPA Bireuen tidak mengikuti perintah Komando yang mereka katakan sebagai keputusan yang tidak berasas musyawarah mufakat.
Lalu retaklah rumah besar itu, masing membawa diri dengan luka yang mendalam, ibarat anak yang tidak dianggap oleh ayahnya, timbullah pribahasa "woe..woe..woe...bak reumoh abang di Meuligoe".(cas)

0 comments:

Post a Comment