Pagi itu murid murid sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Bugak sedang mengikuti upacara pengibaran bendera seperti biasanya, barisan sejajar rapi murid murid nampak hikmat mengikuti jalannya upacara pengibaran Sang Saka Merah Putih, sementara barisan guru selaku pemimpin upacara tertib berdiri dihadapan, suasana menjadi ribut ketika komandan upacara memasuki lapangan upacara, semua murid tersenyum sambil mengarahkan pandangan ke sepatu komandan yang dipenuhi tanah lumpur, lantas semua ikut tertawa, nama komandan upacara adalah Muhammad Rizki berasal dari desa Pante Sukon Kecamatan Jangka, selesai upacara para guru pengajar memanggil Muhammad Rizki lalu bertanya kenapa sepatunya berlumuran lumpur, lalu Muhammad Rizki yang duduk di kelas 6 MIN Bugak ini menjawab bahwa jalan desanya berlumpur dan becek setelah digenangi hujan semalam, hari itu ibu Muhammad Rizki tidak sempat mengantarnya ke sekolah karena harus kesawah melihat padi yang digenangi air, jadi pagi itu Muhammad Rizki harus berjalan kaki kesekolahnya melewati jalan yang berlumpur, itulah potret desa Pante Sukon Kecamatan Jangka yang berjarak dua kilometer dari Bugak Krueng, setiap harinya anak anak yang melewati jalan Pante Sukon harus rela sepatu mereka berlumuran lumpur apalagi bila musim hujan tiba, masyarakat setiap harinya harus berhadapan dengan jalan desa yang berlumpur bila pergi berbelanja kepasar Bugak, ketika Tim BCC menanyakan hal ini kepada salah seorang perangkat desa Pante Sukon mereka mengatakan sudah terbiasa dengan jalan yang berlumpur, bertahun tahun jalan Pante Sukon luput dari pengaspalan"jalan desa kami tak pernah diaspal dari zaman Presiden Sukarno hingga sekarang era Presiden Jokowi" tutur salah seorang perangkat desa Pante Sukon, padahal kami banyak kali sudah membuat permohonan untuk pengaspalan jalan ini baik dalam Musrenbang Kecamatan Jangka maupun kepada Bupati Bireuen, namun permohonan kami tidak mendapat respon sekalipun dari pihak terkait, jalan Pante Sukon menghubungkan beberapa desa dalam Kemukiman Bugak Kecamatan Jangka diantaranya Bugak Krueng, Meunasah Blang, Pante Sukon, Pante Paku dan Pante Ranub, jalan lingkar Kemukiman Bugak ini setiap harinya dilalui anak anak sekolah seperti Muhamnad Rizki dan kawan kawannya, walaupun sepatu mereka harus berlumur lumpur setiap paginya namun dengan tekad dan mimpi ingin sukses Muhammad Rizki dan kawan kawannya harus rela berlumur lumpur.(castello)
Monday, February 8, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment