Sunday, March 15, 2015

KONSEP EKONOMI BERLANDASKAN “RAHMATAN LIL”ALAMIN” MENJADI PENYELAMAT UMAT ISLAM DI ERA GLOBALISASI



Oleh : Rustam Bugak

http://rustamcastello.blogspot.com/
ilustrasi
 Era globalisasi semakin berada didepan beranda rumah kita ditengah berbagai macam krisis yang mencuat ke permukaan, timbulnya berbagai pergolakan perlawanan kepada Liberalisasi secara menyeluruh baik di Asia maupun  Negara – Negara lain di dunia, kehadiran berbagai perusahaan asing yang merambah masuk tanpa kita sadari telah menimbulkan dilema baru kehidupan bermasyarakat, apabila dikaji semula tentang permasalahan dasar ekonomi kita, ini merupakan wujud buah kesalahan kita yang telah meninggalkan konsep – konsep dasar ekonomi Islam yang menekankan supaya umat Islam berusaha dengan kegigihan dan kerja keras, sistem perekonomian Islam menekankan supaya manusia tidak mencari jalan mudah dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari hari, Hasrat saling berlomba – lomba untuk cepat kaya menjadikan kita lebih terfokus pada upaya mengumpul uang secara instan dan mudah tanpa harus bekerja keras, dampaknya yaitu timbulnya masalah baru yang bertolak belakang dengan norma – norma agama serta adat istiadat Masyarakat kita sebagai umat Islam, Masyarakat terpancing oleh kemewahan yang diperlihatkan oleh Negara Barat lalu dihadirkan seseorang sebagai contoh Mentor supaya Masyarakat tergiur dengannya. Dr Wahbah Al Zuhaili di acara International Conference Of Islamic Scholars (ICIS) mengatakan bahwa ”gerakan kesejahteraan umat harus didukung pengembangan dan penerapan ekonomi Islam, karena sistem bunga bank sudah jelas riba, maka harus segera melakukan inovasi pengembangan konsep dan aplikasi riil bank Islam, dalam upaya menopang ekonomi dan kesejahteraan di Negeri Islam”.
 Salah satu bentuk nyata dari ekonomi Negara Kapitalis terangkum dalam perusahaan yang bergerak dibidang pemanfaatan sentralisasi jaringan kerja terstuktur seperti bentuk piramida lalu kita bekerja untuk mereka yang berada ditingkat paling atas, Umat Islam berada di titik kritis sebuah peradaban dunia, bak gayung bersambut kita sedang beramai – ramai membangun sistem peradaban hasil ciptaan Negara yang menganut sistem Kapitalis Liberal membuat sebahagian orang terkeluar dari garis yang telah ditentukan oleh Syarak. Fenomena yang terjadi hari ini membuat kita seharusnya berfikir betapa globalisasi dan kebebasan telah menenggelamkan Masyarakat kedalam lubang krusial kehidupan, Masyarakat telah meninggalkan cara – cara lama dalam mengais rezeki, kita telah meninggalkan konsep ekonomi Islam yang berlandaskan  “Rahmatan Lil’alamin” sehingga rezeki yang kita usahakan tidak mendapat berkah dari Allah swt,  Globalisasi diartikan sebagai era kebebasan perdagangan dunia yang diinisiatif oleh Negara – Negara maju untuk meluaskan jaringan perdagangan mereka di seluruh dunia, mereka menciptakan suatu sistem perekonomian yang membuat Negara lemah akan bergantung pada kekuatan finansial dan teknologi mereka, melalui mekanisme ekpor impor produk secara otomatis mereka diuntungkan karena didukung oleh kemajuan teknologi yang dimiliki, selain hal tersebut mereka juga dilindungi oleh peraturan perdagangan dunia untuk bebas memasok berbagai macam produk tanpa mempertimbangkan exsitensi adat istiadat serta budaya setempat, era pasar  bebas  akan membawa dampak negatif terhadap Umat Islam bila tidak diantisipasi dengan keteguhan iman yang kokoh, kita sedang dihadapkan oleh sebuah sistem perekonomian yang mengetepikan halal dan haram secara sistematis dalam berbagai topeng bisnis Negara Asing.
 Apabila dikaji semula kesiapan Negara – Negara Islam di seluruh dunia sungguh jauh dari harapan untuk menghadapi Era Pasar bebas, kita serba ketinggalan dari segala hal terutamanya Sumber Daya Manusia yang tidak mendukung serta sumber ekonomi Negara masih bergantung pada hasil alam saja, kita tidak bisa menghasilkan alat teknologi untuk mempercepat proses hasil pertanian, kita juga tidak mampu bersaing dengan pasar makanan berkualitas dan halal karena minimnya peralatan teknologi yang kita miliki, disamping itu kurang aktifnya keterlibatan Pemerintah dalam mendukung  usaha kecil bidang produksi, penjenamaan, hingga ekspor menyebabkan produk rakyat tidak dapat bersaing dipasar International, itu merupakan bentuk kegagalan kita sebagai Umat Islam di seluruh dunia.

SYUKURI HIDUP
Berpedoman pada banyak peristiwa sejarah Umat Islam semenjak dulu sememangnya Islam mengajarkan kita untuk  menjadikan Iman sebagai tameng untuk membentengi diri agar tidak terkeluar dari garis yang ditentukan, pengaruh kehidupan dunia memang amat sulit untuk dihindari, namun sempatkanlah waktu sejenak untuk bermuhasabah dan merenungkan kembali jalan – jalan yang pernah kita lalui, bangunkan kembali paradigma dasar hidup kita sebagai seorang Muslim sejati, sentiasalah mengucap syukur atas apa yang telah kita miliki tanpa banyak berkeluh kesah terhadap apa yang kita alami, Islam menuntut kita untuk sentiasa bekerja keras dan mencari rezeki yang halal dalam kehidupan sehari – hari untuk menafkahi keluarga dirumah walau dewasa ini begitu sulit untuk mendapatkan uang sebagai kebutuhan mutlak manusia, namun percayalah Allah SWT telah mengatur rezeki Manusia sebagaimana janjiNYA, namun terkadang nafsu mematahkan semangat hidup siapapun untuk mendapatkan apa yang diridhaiNYA, Setiap momentum dalam hidup adalah perjalanan menuju perubahan, setiap benda membunyikan perubahan, semacam pesan khusus kepada Manusia bahwa segalanya benar – benar akan berubah berlayar menuju akhir perjalanannya, tetapi di titik tertentu kisah kehidupan manusia selalu ada detik – detik gentingnya, penghayatan akan hidup memberi arti begitu luas ia punya hubungan dan fungsi beragam, tidak saja dalam pergantian kekuasaan, perputaran kejayaan, tapi juga soal kalah dan menang, soal rugi dan untung, soal duka di suatu hari, lalu gembira di hari yang lain, dahulu orang – orang yang salih punya banyak cara untuk mendapatkan rezeki yang halal sebagaimana mereka melepaskan diri dari keinginan hidup bermewahan, namun bagaimana dengan kita,,??

Penulis merupakan Mahasiswa UNIMUS Matang Geulumpangdua,
Jurusan Sosial dan Politik.

0 comments:

Post a Comment