Wednesday, January 26, 2011

Salam Terakhir

Oleh: Rustam effendi

Hujan masih belum reda di pagi ini terlihat Azmy duduk didepan rumahnya menunggu hujan berhenti, benar juga kata orang – orang Desember adalah bulan untuk makan, minum dan tidur – tidur cetus hatinya. Yach…..!!! mau keluar untuk bekerja pun payah aaaarrrrggghhh!!!!!!, bunyi Handphone yang diletakkan di atas meja mengejutkan lamunannya, lantas digapai Handphone tersebut rupanya satu SMS masuk dari teman yang menanyakan “Hai Sobat masuk kerja nggak hari ini…?”. Aduh….kerja…..kerja…..!!! entah sampai kapan harus kerja banting tulang. Nampaknya hujan sudah mau reda “ahh sebaiknya aku ambil baju mantel dulu, walaupun sudah terlihat lusuh tapi cukup untuk menaungikan dari air hujan, biarpun koyak sedikit tidak apa – apa yang penting sampai kesana tidak kebasahan pakaian Dinas yang aku banggakan” sepeda motor 125 dihidupkan setelah memasang helm lentas berangkat ke tempat kerja.
 Sementara itu dirumah Hj. Nurbaiti suasana agak riuh dengan suara gaduh orang merepet hampir tiap hari terdengar, anak gadisnya yang bernama Zuraid hampir tiap hari membuatnya marah karena tingkahnya. “Zuraid..!!! apa yang kamu tunggu lagi, kuliah dah selesai dan sekarang sudah bekerja, kamu masih menunggu si Azmy, apa yang kamu banggakan dari dia? dan kamu tahukan si Azmy itu bagaimana orangnya dia sudah masuk penjara, dia bukan anak baik – baik. Coba kamu lihat si Faris yang kemarin datang kerumah, Faris lebih pantas dan cocok buatmu nak, apa sih yang kamu inginkan..?”.
 Anak gadis mak Hj. Nurbaiti masih duduk duduk diberanda depan rumahnya sambil termangu, tiada sepatah katapun keluar dari bibirnya yang merekah laksana bunga mawar, tiba – tiba air jernih dimatanya tak tertahankan lagi, tangannya yang lembut mengusap airmata yang mnetes. Zuraid hanya mampu terdiam sembari menjerit dalam hati “Ya Allah kenapa aku harus dihadapkan pada pilihan yang sulit ini..?”.
“Harus bagaimana kujelaskan pada Ibu, pada saat ini hati ini benar – benar mencintai Bang Azmy di sisi lain tidak mungkin menunggu Bang Azmy melamarku sedangkan kerja dan kuliahnya masih tidak bisa diharapkan (keluh hatinya). Hari ini Azmy tidak masuk piket jaga terminal, dari tadi pagi dia bangun lebih cepat dari biasanya, bukan karena apa – apa tapi karena pakaian kotornya sudah menumpuk dari kemarin, jadi terpaksa bangun pagi – pagi buat nyuci, walaupun agak sedikit lelah tapi apa boleh buat. Setelah selesai nyuci Azmy membaringkan tubuhnya di kursi depan rumahnya tempat biasanya dia melepas kepenatan. Aaarrrrrgggghhhh…..!!! begitu sukar beradaptasi dengan pekerjaan sekarang, untuk menjadi orang yang benar memang banyak rintangannya tidak seperti dulu besa merasakan kemewahan tapi bentar – bentar pindah rumah, Polisi tidak ada kerjaan lain, yachh cari – cari orang susah kerjanya. Empat tahun dalam jeruji besi membuatnya sadar akan segalanya tentang kehidupan, banyak yang dipelajari di Sungai Buloh. Kini situasinya berbeda, mencoba bertapak kembali dan bekerja seperti orang lain, mencari rejeki halal disisi agama. Suara kereta yang memekik telinga mengejutkannya, Handphone diraih sambil berbaring di atas sofa, delapan panggilan tak terjawab beserta satu SMS dari my sweet yang isinya “Abang tolong nelpon bentar penting”. Lagu NSP itu tidak asing lagi baginya “baik – baik sayang” dari group Band Wali, seketika terdengar suara gadis menyebut
Zuraid : Assalamualaikum..?
Azmy : Wa’alaikumsalam
Zuraid : kenapa tadi tidak diangkat Adik nelpon…?
Azmy : owh barusan volume HP abang kecilin
Zuraid : ya udah, ntar sore kita ketemuan yach, ada hal penting yang perlu kita bicarakan
Azmy : oke my dear, ketemuannya dimana..?
Zuraid : ditempat biasa, emangnya dibulan…?
Azmy : hehehehehe
 Kemudian Azmy bangun dari sofa dan terus menuju dapur, diangkatnya tutup periuk nasi lalu basi diambil dengan sendok ditangannya, ibu entah kemana daritadi pergi (keluhnya dalam hati), seperti biasa siap mandi sore sambil membakar rokok Azmy duduk santai didepan rumah, rencananya mau pergi kelaut Jangka tadi siang kekasihnya nelpon ngajak ketemuan, Azmy jadi penasaran “apa sich yang penting amat sampai ngajak ketemuan segala…? Hatinya mulai bertanya-tanya.

 Azmy mengambil sepeda motornya lalu dihidupkan sepeda motornya dan terus pergi, sementara dipinggir pantai seorang gadis nampaknya dalam penantian sambil duduk di bebatuan tangannya menggenggam kerikil bebatuan sambil mencampakannya kelaut, senja masih lama unuk menghilang suara seseorang melangkah mengejutkan lamunannya, lama sudah menunggu..? tanya seorang pemuda yang tak lain adalah kekasihnya, sambil mengangguk zuraid menjawab “lama juga”, lalu Azmy duduk disampingnya. “ada perkara penting yang apa Zuraid kasih tahu sama Abang..?, Zuraid terdiam sejenak. Suasana pun menjadi sunyi seketika lantas dengan suara terbata-bata Zuraid menjawab “kita harus berpisah dulu, kita tidak usah lagi melanjutkan kisah kita dan lebih baik kita putus aja dulu”, Azmy tersentak dalam keheningan senja itu, matanya berkaca – kaca, ada apa dengan kamu Zuraid..? tanya Azmy kesal, ya kita harus berpisah orangtuaku menjodohkan aku dengan orang lain dan aku tidak mungkin menunggumu terlalu lama. Airmatanya nampak sudak membasahi pipi gadis tersebut lantas ia bangun dan pergi meninggalkan Azmy seorang diri, senja hampir tenggelam, harapannya sirna bersamaan dengan senja di lautan lepas.

0 comments:

Post a Comment