Suara orang bertengkar terdengar memecahkan
suasana siang di sebuah warkop di keude Bugak , dari jauh terlihat tgk Kaoy
bersama beberapa orang lainnya duduk di meja depan warung kopi Bang Saiful ,
tgk Kaoy
berdiri sambil menunjuk nunjuk seperti seorang aktivis yang sedang berorasi di
depan Apa Raman dan warga desa lainnya seakan suasana sudah semakin memanas . Mendengar
perdebatan yang semakin seru penulis coba mendekat dengan warung kopi tersebut
untuk mencuri dengar apa yang menjadi punca pertengkaran itu , sambil menarik
sebatang rokok sejenak penulis mendengar tgk Kaoy menyebut nama salah satu
kandidat yang bertanding dalam rangka pemilihan calon Bupati Bireuen untuk lima
tahun kedepan , keributan tersebut telah mengundang banyak warga untuk melihat
secara dekat apa gerangan yang terjadi dengan tgk Kaoy dan Apa Raman sehingga
mereka bertengkar , padahal mereka sama sama berprofesi sebagai petani yang
penghasilan seharian mereka sangat rendah dibanding warga lain di desa tersebut
.
Tgk
Kaoy memukul meja lalu berkata “ Pue peugah haba pileh nyoe pileh jeh.., meu
kupi saboeh glah hana meuteumee rasa lom..,asai na peng kupi beurangkasoe
kupileh..,, cetus tgk Kaoy dengan nada kesal.
Apa yang
lebih menarik dari perdebatan tersebut adalah bila kita melihat dari sisi
kepentingan antara tgk Kaoy dan Apa Raman , tgk Kaoy beranggapan siapapun yang
terpilih dalam pemilihan calon Bupati yang akan datang tidak akan memberi
manfaat padanya terkecuali memanfaatkan moment moment saat kampaye para
kandidat yang akan bertanding dan oleh karena itu beliau lebih memilih salah
satu kandidat calon yang sering membagi bagikan uang minum untuk warga yang mau
mendukungnya . sementara Apa Raman berpendapat siapapun yang akan terpilih
nanti maka akan sangat berpengaruh pada masa depan dirinya dan kabupaten Bireuen oleh karena itu Apa Raman benar benar bijak dan hati hati dalam
menentukan siapa yang harus dipilih untuk memimpin daerahnya dimasa yang akan
datang supaya negeri ini tidak berulang kali dilanda masalah yang sama .
Sebenarnya
pilkada bukan saja perkara uang dan fanatisme pendukung pada kandidat yang akan
bertanding menjadi pemimpin sebuah daerah , namun pilkada juga menyangkut nasib
masyarakat serta daerah untuk lima tahun mendatang karena siapapun yang
terpilih nanti akan sangat berpengaruh kepada kelanjutan pembangunan daerah
setempat , jadi bila dalam pilkada kali ini masyarakat terpengaruh oleh politik uang maka dapat dipastikan masyarakat akan dirugikan untuk lima tahun masa
kepemimpinan kandidat yang akan terpilih tersebut . sudah tentunya siapapun
yang banyak mengeluarkan biaya untuk pemenangan kandidat calon bupati akan
berusaha mendapatkan kembali uang yang telah banyak mereka keluarkan dalam masa
masa kampaye yang lalu .
Politik uang
bukanlah perkara baru dalam dunia perpolitikan nasional , fenomena politik uang
bahkan sudah menjadi rahasia umum di Negara ini yang manyoritas masyarakatnya
memang masih hidup dibawah garis kemiskinan sehingga masyarakat begitu mudah
terpengaruh bila disodorkan sejumlah uang untuk memilih salah satu pemimpin
yang ikut bertanding untuk mendapatkan tempat tempat penting dalam pemerintahan
, sungguh sangat disayangkan bila suara rakyat dijadikan sebagai tangga untuk
mendapatkan kepentingan pribadi oleh segelintir elit politik kita .moral para
elit elit politik negeri ini semakin terpuruk saja karena segala galanya begitu
mudah hanya dengan mengeluarkan sedikit uang dan ini bisa menjadi malapetaka
yang akan membuat negeri ini semakin jauh dari harapan harapan pembangunan
sebuah daerah yang maju dari bidang ekonomi serta kesejahteraan masyarakat ,
apa yang kita sesalkan adalah apabila pesta demokrasi yang akan kita
selenggarakan bisa memicu konflik di masyarakat kecil karena perselisihan para
calon calon pemimpin untuk memperebutkan sebuah jabatan penting di daerah .
Di era pemilihan calon kepala daerah dan
pemilihan calon bupati hari ini seharusnya masyarakat sudah lebih bijak menilai
serta mencermati siapa yang benar benar bisa merealisasikan keinginan rakyat
agar nanti tidak timbul penyesalan karena telah salah memilih pemimpin akibat
lebih memilih keuntungan sementara , bila ini terjadi maka tiada gunanya lagi
masyarakat menyesal karena masyarakat harus menunggu lima tahun lagi untuk ikut
ambil andil dalam pesta demokrasi seperti hari ini . Bila dilihat sekilas
situasi politik di aceh saat ini sepertinya terlalu banyak yang bermain menjual
nama rakyat untuk mencapai kepentingan pribadi dan kelompoknya masing masing ,
realitanya masyarakat semakin terjepit ekonominya akibat ulah oknum oknum pejabat
di daerah yang tidak bertanggung jawab menggelapkan uang rakyat untuk membangun
istana dan mobil mewah , apa yang kita harapkan semoga siapupun kandidat yang
terpilih pada pilkada kali ini supaya ada perubahan baik dari system
pemerintahan maupun pada aparatur pemerintahannya di daerah daerah .
Walaupun
masyarakat sudah merasa bosan untuk memilih pemimpin yang benar benar
memperjuangkan nasib rakyat namun tidak seharusnya kita harus berputus asa
bahwa apa yang menjadi pilihan masyarakat hari ini akan lebih baik dari
sebelumnya dan kita harus mengirinya dengan usaha dan doa serta bijak dalam
menilai siapa yang yang lebih mempunyai nilai nilai agama serta moralitas yang
tinggi untuk memimpin daerah ini di waktu yang akan datang , apa yang menjadi
kekhawatiran kita adalah apabila masyarakat terbawa dalam situasi politik
dimana uang menjadi penukar kepada pemimpin yang lebih memperhatikan nasib
rakyat namun tidak mampu memberi lebih kepada masyarakat saat berkampaye hari
ini , kiranya budaya politik yang seperti tgk Kaoy terapkan bukanlah satu
contoh yang baik bagi masyarakat yang lebih berilmu bermartabat dalam mencari
nilai nilai demokrasi dalam berpolitik .
0 comments:
Post a Comment