Friday, January 14, 2011

WAWANCARA DENGAN WARTAWAN MODUS ACEH

SAYA INGIN BERTEMU GUBERNUR…!”

Juni 18, 2009 oleh danijurnalis
Rustam Efendi
Bagaimana perasaan anda sekarang ini? Tentu sangat gembira dan bersyukur bisa berkumpul bersama keluarga, apalagi dalam suasana lebaran seperti ini.
Sebelumnya?
Sebelumnya saya sudah pasrah, karena untuk bisa dibebaskan dari jerat hukuman gantung di Malaysia sangat mustahil, apalagi melalui pembelaan diri di depan mahkamah, itu boleh dikatakan mustahil. Jangankan warga negara lain warga negara Malaysia pun sangat jarang.
Berarti anda sangat bersyukur? Ya, ini jelas saya merasa ini suatu mukjizat yang tidak terhingga yang diberikan Allah pada saya.
Apa sebelumnya anda sudah punya firasat akan bebas?
Mengenai firasat akan bebas saya hampir tidak punya keyakinan akan bebas karena seperti saya katakan tadi, itu suatu hal yang mustahil. Tapi beberapa waktu sebelum dibebaskan saya memang sempat bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, setelah itu saya ceritakan perihal mimpi tersebut pada teman-teman satu sel, lalu mereka mengatakan saya mungkin akan bebas, dan memang terbukti akhirnya saya bebas. Alhamdullih!
Kapan anda ditangkap?
Saya ditangkap pada tanggal 5 Oktober 2004 oleh kepolisian Diraja Malaysia, setelah ditangkap kemudian langsung dijebloskan ke sel polisi selama 14 hari, kemudian baru dipindahkan ke penjara Sungai Buloh, untuk menunggu proses persidangan.
Bagaimana bisa ditangkap?
Sebenarnya saya dijebak, ganja yang dituduhkan tersebut sebenarnya milik kawan saya yang juga warga Aceh yang bernama Fauzi. Tapi itu semua sudah berlalu saya juga tidak ingin menyalahkan siapa-siapa.
Bisa anda ceritakan bagaimana kehidupan di dalam penjara?
Sangat sulit menceritakannya, pokoknya sangat menyedihkan kondisi di sana, pokoknya rutinitas yang kami lakukan hari-hari setelah bangun subuh lalu pada pukul 07.00 waktu setempat kami disuruh apel kemudian diberi sarapan roti yang kerasnya seperti jok sepeda motor, kemudian diberi teh yang rasanya ala kadar, maklum dalam penjara.
Mengenai perawatan kesehatan?
Masalah perawatan kesehatan juga sangat sulit. Malah ada sebagian penghuni penjara sampai busuk giginya karena tidak pernah sikat gigi, hal ini karena tidak disediakan oleh penjara.
Dari pantauan dan pengalaman anda selama di panjara, apa yang paling dibutuhkan mereka di sana?
Yang paling dibutuhkan terutama adalah perlengkapan sehari-hari seperti sabun mandi, odol, sikat gigi. Seperti sabun mandi kalau saja pemerintah Aceh ada perhatian sebulan bisa lah menyediakan barang setengah sabun mandi untuk setiap warga Aceh yang sedang berada di dalam penjara, kan itu tidak membutuhkan dana yang terlalu besar? Karena yang saya lihat tidak ada perhatian sedikitpun dari pemerintah kita, hal ini beda dengan pemerintah negara-negara lain yang warganya terlibat dalam masalah hukum di Malaysia.
Apa pengalaman anda yang sangat mengesankan selama di dalam penjara?
Saya pernah ditempatkan di sel isolasi sebanyak lima kali karena dianggap oleh petugas penjara melanggar disiplin.
Ada pengalaman yang menyedihkan?
Secara umum memang sangat menyedihkan kalau kita kenang, tapi yang sangat-sangat menyedihkan adalah waktu terjadinya tsunami di Aceh, saat itu kami warga Aceh yang sedang berada dalam penjara ingin menonton teve, untuk mengetahui tentang nasib keluarga dan sanak saudara di kampung halaman, tapi pihak penjara saat itu tidak memberi izin pada kami untuk menontonnya. Padahal hati siapa yang tidak lara dan cemas mengenang nasib keluarga di kampung?
Menurut pantauan anda, ada berapa orang warga Aceh yang berada di penjara Sungai Buloh?
Menurut pantauan saya ada sekitar 200 orang warga Aceh yang berada di penjara Sungai Buloh, kemudian ada enam orang warga Aceh yang berada di “bilik gantung”, yaitu orang yang sudah divonis dan tinggal menunggu hukuman gantung.
Bisa anda ceritakan sedikit tentang kondisi orang-orang yang berada di “bilik gantung”?
Berada di “bilik gantung” adalah merupakan mimpi buruk, kita bisa gila. Bayangkan dalam bilik gantung kita hanya ditempatkan sendiri dalam sel, itu bukan sehari dua hari tapi bertahun-tahun hanya untuk menunggu waktu eksekusi. Sehari hanya diberi waktu satu jam untuk keluar dari sel, itu pun dengan tangan dan kaki dirantai.
Beberapa waktu lalu kan ada beberapa anggota DPR Aceh yang datang ke penjara-penjara di Malaysia, yang katanya ingin menolong warga Aceh yang sedang tersangkut kasus hukum, nah bagaimana apakah ada perubahan setelah kedatangan mereka?
Perubahan? Perubahan apanya, malah kedatangan mereka bikin sakit hati kami warga Aceh yang sedang dalam penjara. Bayangkan, hampir dua jam pertemuan dengan mereka sebotol aqua gelas saja tidak mereka berikan, jangankan untuk memberi advokasi hukum, jelas itu tidak mungkin menurut kami karena kita terkait dengan sistem hukum negara lain.
Lantas apa artinya kedatangan anggota DPR Aceh tersebut ke Malaysia menurut anda?
Artinya mereka ke Malaysia hanya untuk melancong dan menghambur-hamburkan uang rakyat, padahal seandainya uang tersebut diberikan untuk anak-anak yatim korban tsunami itu akan lebih bermakna.
Harapan anda?
Harapan saya saat ini cuma satu, ingin ketemu dengan Gubernur Aceh. Saya sangat berterimakasih jika bapak gubernur mau bertemu dengan saya, dan saya berharap mudah-mudahan beliau merespon harapan saya ini.
Untuk apa anda ingin ketemu gubernur?
Karena ada amanah dari rekan-rekan dari penjara Sungai Buloh kepada bapak Gubernur Aceh, terutama yang berada di “bilik gantung”.***


0 comments:

Post a Comment