SAYA INGIN BERTEMU
GUBERNUR…!”
Juni
18, 2009 oleh danijurnalis
Rustam
Efendi
Bagaimana perasaan anda
sekarang ini? Tentu sangat gembira dan bersyukur bisa berkumpul bersama
keluarga, apalagi dalam suasana lebaran seperti ini.
Sebelumnya?
Sebelumnya saya sudah
pasrah, karena untuk bisa dibebaskan dari jerat hukuman gantung di Malaysia
sangat mustahil, apalagi melalui pembelaan diri di depan mahkamah, itu boleh
dikatakan mustahil. Jangankan warga negara lain warga negara Malaysia pun
sangat jarang.
Berarti anda sangat
bersyukur? Ya, ini jelas saya merasa ini suatu mukjizat yang tidak terhingga
yang diberikan Allah pada saya.
Apa sebelumnya anda
sudah punya firasat akan bebas?
Mengenai firasat akan
bebas saya hampir tidak punya keyakinan akan bebas karena seperti saya katakan
tadi, itu suatu hal yang mustahil. Tapi beberapa waktu sebelum dibebaskan saya
memang sempat bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, setelah itu saya
ceritakan perihal mimpi tersebut pada teman-teman satu sel, lalu mereka
mengatakan saya mungkin akan bebas, dan memang terbukti akhirnya saya bebas.
Alhamdullih!
Kapan
anda ditangkap?
Saya
ditangkap pada tanggal 5 Oktober 2004 oleh kepolisian Diraja Malaysia, setelah
ditangkap kemudian langsung dijebloskan ke sel polisi selama 14 hari, kemudian
baru dipindahkan ke penjara Sungai Buloh, untuk menunggu proses persidangan.
Bagaimana
bisa ditangkap?
Sebenarnya saya
dijebak, ganja yang dituduhkan tersebut sebenarnya milik kawan saya yang juga
warga Aceh yang bernama Fauzi. Tapi itu semua sudah berlalu saya juga tidak
ingin menyalahkan siapa-siapa.
Bisa anda ceritakan
bagaimana kehidupan di dalam penjara?
Sangat
sulit menceritakannya, pokoknya sangat menyedihkan kondisi di sana, pokoknya
rutinitas yang kami lakukan hari-hari setelah bangun subuh lalu pada pukul
07.00 waktu setempat kami disuruh apel kemudian diberi sarapan roti yang
kerasnya seperti jok sepeda motor, kemudian diberi teh yang rasanya ala kadar,
maklum dalam penjara.
Mengenai
perawatan kesehatan?
Masalah
perawatan kesehatan juga sangat sulit. Malah ada sebagian penghuni penjara
sampai busuk giginya karena tidak pernah sikat gigi, hal ini karena tidak
disediakan oleh penjara.
Dari
pantauan dan pengalaman anda selama di panjara, apa yang paling dibutuhkan
mereka di sana?
Yang
paling dibutuhkan terutama adalah perlengkapan sehari-hari seperti sabun mandi,
odol, sikat gigi. Seperti sabun mandi kalau saja pemerintah Aceh ada perhatian
sebulan bisa lah menyediakan barang setengah sabun mandi untuk setiap warga
Aceh yang sedang berada di dalam penjara, kan itu tidak membutuhkan dana yang
terlalu besar? Karena yang saya lihat tidak ada perhatian sedikitpun dari
pemerintah kita, hal ini beda dengan pemerintah negara-negara lain yang
warganya terlibat dalam masalah hukum di Malaysia.
Apa
pengalaman anda yang sangat mengesankan selama di dalam penjara?
Saya
pernah ditempatkan di sel isolasi sebanyak lima kali karena dianggap oleh
petugas penjara melanggar disiplin.
Ada
pengalaman yang menyedihkan?
Secara
umum memang sangat menyedihkan kalau kita kenang, tapi yang sangat-sangat
menyedihkan adalah waktu terjadinya tsunami di Aceh, saat itu kami warga Aceh
yang sedang berada dalam penjara ingin menonton teve, untuk mengetahui tentang
nasib keluarga dan sanak saudara di kampung halaman, tapi pihak penjara saat
itu tidak memberi izin pada kami untuk menontonnya. Padahal hati siapa yang
tidak lara dan cemas mengenang nasib keluarga di kampung?
Menurut
pantauan anda, ada berapa orang warga Aceh yang berada di penjara Sungai Buloh?
Menurut
pantauan saya ada sekitar 200 orang warga Aceh yang berada di penjara Sungai
Buloh, kemudian ada enam orang warga Aceh yang berada di “bilik gantung”, yaitu
orang yang sudah divonis dan tinggal menunggu hukuman gantung.
Bisa
anda ceritakan sedikit tentang kondisi orang-orang yang berada di “bilik
gantung”?
Berada
di “bilik gantung” adalah merupakan mimpi buruk, kita bisa gila. Bayangkan
dalam bilik gantung kita hanya ditempatkan sendiri dalam sel, itu bukan sehari
dua hari tapi bertahun-tahun hanya untuk menunggu waktu eksekusi. Sehari hanya
diberi waktu satu jam untuk keluar dari sel, itu pun dengan tangan dan kaki
dirantai.
Beberapa
waktu lalu kan ada beberapa anggota DPR Aceh yang datang ke penjara-penjara di
Malaysia, yang katanya ingin menolong warga Aceh yang sedang tersangkut kasus
hukum, nah bagaimana apakah ada perubahan setelah kedatangan mereka?
Perubahan?
Perubahan apanya, malah kedatangan mereka bikin sakit hati kami warga Aceh yang
sedang dalam penjara. Bayangkan, hampir dua jam pertemuan dengan mereka sebotol
aqua gelas saja tidak mereka berikan, jangankan untuk memberi advokasi hukum,
jelas itu tidak mungkin menurut kami karena kita terkait dengan sistem hukum
negara lain.
Lantas
apa artinya kedatangan anggota DPR Aceh tersebut ke Malaysia menurut anda?
Artinya
mereka ke Malaysia hanya untuk melancong dan menghambur-hamburkan uang rakyat, padahal
seandainya uang tersebut diberikan untuk anak-anak yatim korban tsunami itu
akan lebih bermakna.
Harapan
anda?
Harapan
saya saat ini cuma satu, ingin ketemu dengan Gubernur Aceh. Saya sangat
berterimakasih jika bapak gubernur mau bertemu dengan saya, dan saya berharap
mudah-mudahan beliau merespon harapan saya ini.
Untuk
apa anda ingin ketemu gubernur?
Karena
ada amanah dari rekan-rekan dari penjara Sungai Buloh kepada bapak Gubernur
Aceh, terutama yang berada di “bilik gantung”.***
0 comments:
Post a Comment