Sunday, June 1, 2014

HASIL PENELITIAN VIRUS MERS TERNYATA DARI KELELAWAR

Mers
 Sejak pertama kali ditemukan September 2012 lalu, para ilmuwan tak kunjung mengetahui darimana asal virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS), yang mirip SARS dan mematikan itu. Beruntung baru-baru ini sekelompok peneliti menemukan jika virus ini berasal dari kelelawar yang ada di Arab Saudi. Kepastian itu terungkap dalam publikasi di Jurnal Nature yang dirilis pekan ini. Para peneliti, termasuk ilmuwan dari lembaga ilmu pengetahuan Australia CSIRO di Geelong, menemukan kaitan sangat erat virus SARS pada sampel kotoran dari kelelawar jenis sepatu kuda. Peneliti Gary Crameri mengatakan, tim ilmuwan sudah lama mencurigai kelelawar sebagai sumber virus SARS. Crameri mengatakan, kemungkinan kelelawar itu sudah menjalin hubungan yang produktif dengan virus SARS selama bertahun-tahun. "Tapi ketika mereka menularkannya kepada manusia, dampaknya luar biasa," katanya.
Sebelumnya, belum ada yang dapat menemukan coronavirus SARS pada kelelawar," kata Sanjaya Senanayake dari Australian National University. Profesor Charles Watson dari Curtin University mengatakan, wabah MERS baru-baru ini mengingatkan kita bahwa coronavirus berpotensi menyebabkan epidemi besar pada manusia. Tahun 2002, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) melanda dunia, dan menewaskan 800 orang. Virus diduga berasal dari kelelawar.
Sepuluh tahun kemudian di Arab Saudi, peneliti menemukan strain baru virus corona yang memicu Syndrome Pernafasan Timur Tengah (MERS). Dibanding SARS,MERS lebih mematikan tapi tak mudah menular. Sejauh ini MERS telah menjangkiti 636 orang, dan 193 meninggal. MERS menimbulkan kekhawatiran banyak negara, karena pekerja di Arab Saudi berasal dari belahan dunia mana pun. Virus ini juga dikhawatirkan mengganggu bisnis perjalanan haji dan umroh negara-negara Muslim.
.Penemunya adalah tim ilmuwan yang dipimpin Edward Trybala dan Volker Thiel keduanya dari Universtias Gothenburg Swedia dan Universitas Bersn,Swiss.Senyawa itu disebut K22. Penemunya adalah tim ilmuwan yang dipimpin Edward Trybala dan Volker Thiel keduanya dari Universtias Gothenburg Swedia dan Universitas Bersn,Swiss. Tim kali pertama mengetahui K22 mampu memerangi virus corona lemah penyebab gejala flu ringan. Belakangan diketahui senyawa ini dapat melawan strain yang lebih kuat, yaitu virus penyebab SARS dan MERS. Kemampuan lain K22 adalah memblokir virus untuk tidak menyebar pada manusia. Dalam artikel di jurnal Para ilmuwan mengatakan virus berkembang biak dalam sel sel melapisi sistem pernafasan manusia, virus mengambil alih membran yang memisahkan bagian yang berbeda dari sel manusia, membentuk diri kembali untuk memulai reproduksinya, K22 bertindak mencegah virus mengambil alih membran sel, dan mencegah tahap awal proses siklus produksi virus "Hasil konfirmasi menyebutkan penggunaan membran sel inang merupakan langkah penting alam siklus hidup virus" tulis peneliti
 Kelelawar adalah binatang kuno dari jutaan tahun lalu, dan Crameri mengatakan, mungkin itulah mengapa mereka membawa sejumlah besar pathogen yang tidak berpengaruh pada diri mereka sendiri."Kelelawar dan virus sudah bertumbuh bersama-sama," katanya. Para pakar menyambut baik riset baru ini. "Sebelumnya, belum ada yang dapat menemukan coronavirus SARS pada kelelawar," kata Sanjaya Senanayake dari Australian National University. Profesor Charles Watson dari Curtin University mengatakan, wabah MERS baru-baru ini mengingatkan kita bahwa coronavirus berpotensi menyebabkan epidemi besar pada manusia. Tahun 2002, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) melanda dunia, dan menewaskan 800 orang. Virus diduga berasal dari kelelawar.
Sepuluh tahun kemudian di Arab Saudi, peneliti menemukan strain baru virus corona yang memicu Syndrome Pernafasan Timur Tengah (MERS). Dibanding SARS, MERS lebih mematikan tapi tak mudah menular. Sejauh ini MERS telah menjangkiti 636 orang, dan 193 meninggal. MERS menimbulkan kekhawatiran banyak negara, karena pekerja di Arab Saudi berasal dari belahan dunia mana pun. Virus ini juga dikhawatirkan mengganggu bisnis perjalanan haji dan umroh negara-negara Muslim.

0 comments:

Post a Comment