Mers |
Sebelumnya,
belum ada yang dapat menemukan coronavirus SARS pada kelelawar," kata
Sanjaya Senanayake dari Australian National University. Profesor Charles Watson
dari Curtin University mengatakan, wabah MERS baru-baru ini mengingatkan kita
bahwa coronavirus berpotensi menyebabkan epidemi besar pada manusia. Tahun 2002, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
melanda dunia, dan menewaskan 800 orang. Virus diduga berasal dari kelelawar.
Sepuluh tahun kemudian di Arab Saudi, peneliti menemukan strain baru virus corona yang memicu Syndrome Pernafasan Timur Tengah (MERS). Dibanding SARS,MERS lebih mematikan tapi tak mudah menular. Sejauh ini MERS telah menjangkiti 636 orang, dan 193 meninggal. MERS menimbulkan kekhawatiran banyak negara, karena pekerja di Arab Saudi berasal dari belahan dunia mana pun. Virus ini juga dikhawatirkan mengganggu bisnis perjalanan haji dan umroh negara-negara Muslim.
Sepuluh tahun kemudian di Arab Saudi, peneliti menemukan strain baru virus corona yang memicu Syndrome Pernafasan Timur Tengah (MERS). Dibanding SARS,MERS lebih mematikan tapi tak mudah menular. Sejauh ini MERS telah menjangkiti 636 orang, dan 193 meninggal. MERS menimbulkan kekhawatiran banyak negara, karena pekerja di Arab Saudi berasal dari belahan dunia mana pun. Virus ini juga dikhawatirkan mengganggu bisnis perjalanan haji dan umroh negara-negara Muslim.
.Penemunya adalah tim ilmuwan yang dipimpin Edward Trybala dan
Volker Thiel keduanya dari Universtias Gothenburg Swedia dan Universitas Bersn,Swiss.Senyawa itu disebut K22. Penemunya adalah tim ilmuwan yang
dipimpin Edward Trybala dan Volker Thiel keduanya dari Universtias Gothenburg
Swedia dan Universitas Bersn,Swiss. Tim kali pertama mengetahui K22 mampu memerangi virus
corona lemah penyebab gejala flu ringan. Belakangan diketahui senyawa ini dapat
melawan strain yang lebih kuat, yaitu virus penyebab SARS dan MERS. Kemampuan
lain K22 adalah memblokir virus untuk tidak menyebar pada manusia. Dalam artikel di jurnal Para ilmuwan mengatakan virus berkembang biak dalam sel sel melapisi sistem pernafasan manusia, virus mengambil alih membran yang memisahkan bagian yang berbeda dari sel manusia, membentuk diri kembali untuk memulai reproduksinya, K22 bertindak mencegah virus mengambil alih membran sel, dan mencegah tahap awal proses siklus produksi virus "Hasil konfirmasi menyebutkan penggunaan membran sel inang merupakan langkah penting alam siklus hidup virus" tulis peneliti
Kelelawar
adalah binatang kuno dari jutaan tahun lalu, dan Crameri mengatakan, mungkin
itulah mengapa mereka membawa sejumlah besar pathogen yang tidak berpengaruh
pada diri mereka sendiri."Kelelawar dan virus sudah bertumbuh
bersama-sama," katanya. Para pakar menyambut baik riset baru ini.
"Sebelumnya, belum ada yang dapat menemukan coronavirus SARS pada
kelelawar," kata Sanjaya Senanayake dari Australian National University. Profesor
Charles Watson dari Curtin University mengatakan, wabah MERS baru-baru ini
mengingatkan kita bahwa coronavirus berpotensi menyebabkan epidemi besar pada
manusia. Tahun 2002, Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) melanda dunia, dan menewaskan 800 orang. Virus
diduga berasal dari kelelawar.
Sepuluh tahun kemudian di Arab Saudi, peneliti
menemukan strain baru virus corona yang memicu Syndrome Pernafasan Timur Tengah
(MERS). Dibanding SARS, MERS lebih mematikan tapi tak mudah menular. Sejauh ini
MERS telah menjangkiti 636 orang, dan 193 meninggal. MERS menimbulkan
kekhawatiran banyak negara, karena pekerja di Arab Saudi berasal dari belahan
dunia mana pun. Virus ini juga dikhawatirkan mengganggu bisnis perjalanan haji
dan umroh negara-negara Muslim.
0 comments:
Post a Comment